
Bimtek Keuangan dan Pelaporan Keuangan Daerah

Bimtek Keuangan dan Pelaporan Keuangan Daerah … sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektivitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel. [1] Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan sistem persepsi dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan
Dasar Hukum Bimtek Keuangan dan Pelaporan Keuangan Daerah
- UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
- PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi KeuanganDerah; dan
- Peraturan Menteri Keuangan No. 46 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan Daerah.
dalah kemampuan dalam memahami pro dan kontra dari suatu keputusan keuangan , pertimbangan biaya dan dengan percaya diri memutuskan apa yang harus dilakukan. Menjadi pribadi yang melek finansial bukan berarti seseorang mengetahui segala hal tentang uang melainkan melengkapi diri untuk mencari jawaban yang dibutuhkan dalam membuat keputusan keuangan yang baik. [ 1 ]
Definisi
Literasi keuangan adalah kemampuan dalam memahami dan menggunakan berbagai kemampuan keuangan secara efektif, seperti manajemen keuangan pribadi , penganggaran dan investasi . Literasi keuangan merupakan fundamental dari hubungan seseorang dengan uang dan akan terus dipelajari sepanjang hayat. [ 2 ]
Literasi keuangan Merujuk pada banyak sekali keterampilan yang diperlukan saat membuat pilihan tentang apa yang harus dilakukan seseorang terhadap uangnya. Beberapa dari keterampilan tersebut adalah keterampilan dasar, seperti bagaimana menambah atau mengurangi uang yang diperoleh, dibelanjakan dan ditabung―sedangkan yang lain berupa keterampilan yang lebih kompleks, seperti perhitungan dan penilaian risiko . [ 1 ]
Seseorang yang melek finansial mengetahui bahwa gaji yang diperoleh setiap bulan tidak boleh dibelanjakan lebih banyak dari yang diterima. Seseorang dengan tingkat literasi keuangan yang baik mengetahui bahwa ia harus menyisihkan sebagian dari gaji yang diterima untuk ditabung. Ketika orang tersebut memiliki tingkat literasi yang lebih baik lagi, ia akan familiar dengan beberapa rumus penganggaran, seperti aturan 80/20, di mana 80% dari pendapatan untuk dibelanjakan dan 20% untuk disimpan. Jumlah 20% dari pendapatan tersebut dapat disimpan dalam bentuk tabungan berjangka atau diinvestasikan di instrumen pasar modal , seperti saham . Keduanya merupakan pilihan yang melek finansial dan dapat dipilih, tergantung tujuan keuangan seseorang, pemahaman terkait produk-produk keuangan dan toleransi risiko . [ 1 ]
Tujuan
Ada dua tujuan jangka panjang dari literasi keuangan, yakni: [ 3 ]
- memperbaiki tingkat literasi masyarakat dari yang kurang semula atau buta finansial menjadi melek finansial,
- Jumlah masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan semakin meningkat.
Manfaat
Literasi keuangan bermanfaat untuk menciptakan masyarakat yang melek finansial. Masyarakat yang melek finansial ditandai dengan memiliki pemahaman tentang cara mengelola uang, melunasi utang , paham tentang suku bunga , asuransi , tabungan pensiun , pajak , serta produk keuangan, seperti kredit atau pinjaman . Dengan keadaan finansial yang melek, seseorang dapat memanfaatkan produk-produk keuangan tersebut untuk mencapai stabilitas ekonomi dan keuangan. [ 4 ]
Pentingnya keuangan dalam kehidupan masyarakat modern, menjadikan literasi keuangan penting yang dimiliki oleh setiap individu agar terhindar dari kegagalan finansial jangka panjang. Selain itu, melek finansial juga dapat melindungi seseorang dari tindak penipuan keuangan, seperti pinjaman berani (pinjol) ilegal. Orang yang buta finansial dapat mengalami sejumlah masalah keuangan, seperti terkena jebakan utang, baik karena keputusan pengeluaran yang buruk atau kurangnya persiapan jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mempunyai catatan kredit yang buruk, mengalami kebangkrutan , penyertaan rumah dan konsekuensi negatif lainnya. [ 2 ]
Komponen
Ada tiga komponen penting dalam literasi keuangan sebagai berikut:
- pengetahuan keuangan : merupakan komponen penting dalam literasi keuangan yang membantu seseorang dalam membandingkan antara produk dan layanan keuangan untuk dapat membuat keputusan keuangan yang tepat,
- perilaku keuangan : tindakan dan perilaku konsumen penting dalam membentuk kondisi dan kesejahteraan keuangan mereka. Beberapa perilaku, seperti gagal dalam membangun kebiasaan menabung, terlambat dalam membayar tagihan rutin bulanan, gagal dalam mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu, salah memilih produk keuangan, dapat berdampak negatif terhadap kondisi keuangan seseorang,
- sikap keuangan : sikap keuangan dapat mempengaruhi keputusan keuangan seseorang. Hal ini terkait dengan tindakan apa yang dilakukan jika dibayangkan pada pilihan-pilihan keuangan. Misalnya, keputusan untuk berbelanja atau menabung, beli sekarang atau besok dan sebagainya. [ 5 ]
Literasi keuangan di Indonesia
Di Indonesia, selama bulan Oktober , Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan industri jasa keuangan menggelar kegiatan tahunan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang bertujuan untuk mendekatkan masyarakat pada produk dan layanan keuangan masyarakat sehingga memiliki akses ke produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhannya. [ 6 ]
Kerja sama antara OJK dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) melahirkan empat program peningkatan inklusi dan literasi keuangan berikut.
- Kampanye Simpanan Pelajar (SimPel dan SimPel iB) Goes to School: merupakan kampanye atas produk tabungan untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia untuk mendorong budaya menabung sejak dini. [ 7 ]
- Simpanan Pemuda dan Mahasiswa (SiMuda): merupakan tabungan bagi kelompok usia 18-30 tahun yang dilengkapi dengan fitur produk asuransi dan/atau investasi yang ditawarkan oleh perbankan di Indonesia. [ 7 ]
- Reksa Dana Syariahku (SAKU): merupakan program investasi syariah untuk pelajar dan mahasiswa yang bersifat massal dengan persyaratan yang mudah dan sederhana. [ 7 ]
- Reksa Dana Mini Mart: merupakan program penjualan reksa dana dengan mudah melalui jaringan minimarket . Pembayaran reksa dana dapat dilakukan dengan berbagai alternatif, baik secara tunai maupun non tunai. [ 7 ]
Saat ini literasi keuangan semakin mendapat perhatian di banyak negara maju . Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan yang rendah masih terjadi juga di negara-negara maju, terlebih lagi di negara-negara berkembang , termasuk Indonesia . Kondisi ini merupakan masalah yang cukup serius karena literasi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi dan perilaku keuangan. [ 8 ]
Menurut survei dari OJK pada tahun 2013, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia dapat mencakup ke dalam empat kategori.
- Well literate (21,84%) adalah tingkat literasi keuangan yang terbaik. [ 4 ] Masyarakat yang termasuk kategori well literate adalah mereka yang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan , produk dan jasa keuangan. Pengetahuan dan keyakinan akan produk dan jasa keuangan tersebut meliputi fitur, manfaat dan risiko serta hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan. Masyarakat yang melek huruf juga memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. [ 3 ]
- Literasi cukup (75,69%) adalah tingkat literasi keuangan dengan pengetahuan yang cukup. [ 4 ] Kategori ini merupakan jumlah terbesar dibandingkan kategori lainnya. Masyarakat yang tergolong cukup literate memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan seperti halnya masyarakat yang well literate . Perbedaannya terletak pada keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan, di mana masyarakat yang melek huruf memiliki keterampilan finansial yang lebih baik. [ 3 ]
- Kurang melek huruf (2,06%) adalah tingkat literasi dengan pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan yang masih kurang. [ 4 ]
- Non melek huruf (0,41%) adalah tingkat literasi terburuk. Masyarakat yang termasuk kategori non literate tidak memiliki pengetahuan, keyakinan dan keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. [ 3 ]
Tantangan literasi keuangan di Indonesia
Perkembangan industri keuangan modern perlu diikuti dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat. Namun pengembangan literasi keuangan di Indonesia juga memiliki tantangan sebagai berikut.- Tantangan demografi : masalah perbedaan agama , bahasa , suku , budaya , tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat yang berbeda di masing-masing wilayah di Indonesia. [ 9 ] [ 10 ]
- Tantangan geografis : Indonesia merupakan kepulauan negara yang luas dan masih ada wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Akses internet yang belum merata hingga ke daerah-daerah terpencil menyebabkan timbulnya kesenjangan literasi antara masyarakat kota dan desa. Dari 34 provinsi di Indonesia, sebanyak 21 provinsi memiliki indeks literasi keuangan di bawah indeks literasi nasional